Keunggulan Konservasi Taman Nasional Sebangau

Pengantar Keunggulan Konservasi

Kawasan ini telah menunjukkan pencapaian luar biasa dalam upaya pemulihan ekosistem yang pernah rusak akibat eksploitasi berlebihan di masa lalu. Transformasi dari area bekas Hak Pengusahaan Hutan (HPH) menjadi taman nasional yang dikelola dengan prinsip keberlanjutan membuktikan bahwa restorasi ekologi dapat berhasil dengan kolaborasi berbagai pihak. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan harapan bagi kelestarian alam, tetapi juga menciptakan model pengelolaan kawasan konservasi yang dapat diadopsi wilayah lain.

Keunggulan Ekosistem dan Geografis

Keunikan geografis Taman Nasional Sebangau terletak pada dominasi ekosistem rawa gambut yang mencakup 81% dari total luasannya. Lapisan gambut di kawasan ini mencapai kedalaman bervariasi antara 1 hingga 14 meter, membentuk reservoir karbon alami yang sangat besar. Sungai-sungai berwarna hitam khas gambut seperti Sungai Koran, Sungai Sebangau, dan Sungai Katingan mengalir membelah hutan, menciptakan lanskap dramatis yang memikat sekaligus penting bagi fungsi hidrologi regional.

Keunggulan Keanekaragaman Hayati

tnsebangau.org

Populasi Orangutan Kalimantan Terbesar

Lebih dari 8.900 individu orangutan Pongo pygmaeus wurmbii hidup liar menjadikan kawasan ini habitat terbesar.

Keanekaragaman Primata Endemik

Sembilan spesies primata endemik mendiami kawasan termasuk bekantan, owa kelawat, tarsius, kelasi, dan kukang Kalimantan.

tnsebangau.org

Kekayaan Flora Hutan Gambut

Delapan ratus delapan spesies tumbuhan tumbuh subur termasuk ramin, jelutung, meranti, nyatoh bernilai ekonomi tinggi.

Habitat Avifauna dan Herpetofauna

Seratus delapan puluh dua jenis burung dan lima puluh empat spesies ular mendiami ekosistem gambut.

Keunggulan Program Konservasi

Program Restorasi Hidrologi Gambut

Lebih dari 1.800 sekat kanal dibangun sejak 2004 memulihkan fungsi hidrologi dan kelembaban gambut alami.

Rehabilitasi Vegetasi Berkelanjutan

Penanaman ribuan hektar dengan spesies lokal asli dilakukan bersama masyarakat, WWF, dan Badan Restorasi Gambut.

Monitoring Populasi Satwa Terancam

Survei orangutan rutin lima tahunan menggunakan metode transek memantau kepadatan populasi satwa prioritas konservasi nasional.

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar

Program adopsi pohon dan ekowisata melibatkan 40 desa mengubah masyarakat menjadi mitra konservasi aktif berkelanjutan.