Tentang Kami

Menjaga Napas Kalimantan

Menjaga Napas Kalimantan

Taman Nasional Sebangau berperan vital sebagai penyangga kehidupan Kalimantan dengan 81% wilayahnya berupa lahan gambut yang menyimpan karbon hingga kedalaman 15 meter. Kawasan ini berfungsi sebagai penyerap emisi karbon terbesar dan pengatur sistem hidrologi bagi tiga daerah aliran sungai utama Sebangau, Katingan, dan Kahayan. Hutan gambut ini tidak hanya menyimpan cadangan karbon dunia, tetapi juga menghasilkan oksigen, mengatur iklim, serta mencegah banjir dan kekeringan. Menjaga Sebangau adalah kontribusi nyata bagi stabilitas iklim global.

Pembelajaran dan Inspirasi dari Sebangau

Transformasi Sebangau dari kawasan rusak parah menjadi taman nasional yang bangkit memberikan pelajaran berharga tentang ketahanan dan harapan. Kerja keras masyarakat lokal, ranger, ilmuwan, dan relawan membuktikan bahwa pemulihan ekosistem adalah mungkin melalui kolaborasi sejati. Setiap bendungan yang mengembalikan level air gambut dan setiap pohon yang ditanam adalah bukti daya lenting alam. Sebangau mengajarkan bahwa kehidupan sejati dibangun dengan komitmen jangka panjang dan rasa hormat terhadap keseimbangan alam setiap usaha kecil hari ini berdampak besar untuk masa depan.

Mitra Konservasi Kami

Borneo Nature Foundation (BNF)

Mitra strategis dalam penelitian orangutan, restorasi ekosistem gambut, dan pemberdayaan masyarakat melalui program pembibitan serta pendidikan lingkungan di desa sekitar kawasan.

WWF Indonesia

Berfokus pada pengembangan ekowisata berkelanjutan, program penanaman pohon, serta penguatan kapasitas masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam berbasis konservasi.

Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF)

Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF)

Mendukung upaya perlindungan habitat orangutan liar, monitoring populasi satwa dilindungi, dan rehabilitasi kawasan.

Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF)

CIMTROP Universitas Palangka Raya

Lembaga riset yang menyediakan data ilmiah tentang ekosistem gambut tropis, hidrologi lahan basah, dan solusi teknis untuk pemulihan kawasan yang terdegradasi.

Terobosan Konservasi Gambut

Terobosan Konservasi Gambut

Sejak 2005, kami mempelopori metode pembasahan kembali lahan gambut melalui teknologi canal blocking yang telah membangun ratusan bendungan di sepanjang kanal bekas aktivitas penebangan ilegal. Inovasi ini menaikkan muka air tanah hingga level optimal, mencegah oksidasi gambut, dan mengurangi risiko kebakaran hutan secara signifikan. Setiap bendungan dirancang dengan perhitungan hidrologi presisi menggunakan pemodelan digital dan disesuaikan dengan karakteristik kanal yang berbeda-beda. Lebih dari sekadar struktur fisik, bendungan ini ditanami vegetasi lokal untuk menciptakan “living dam” permanen yang terintegrasi dengan ekosistem. Hasil monitoring menunjukkan kawasan dengan bendungan aktif berhasil mempertahankan kelembaban gambut sepanjang tahun dan tidak mengalami kebakaran sejak 2009, membuktikan efektivitas pendekatan restorasi berbasis sains ini.

Bersatu untuk Sebangau

Bersatu untuk Sebangau

Keberhasilan pelestarian Sebangau lahir dari sinergi multipihak yang solid antara pemerintah pusat dan daerah, lembaga riset internasional, organisasi konservasi, sektor swasta, hingga 40 desa penyangga di sekitar kawasan. Setiap pihak membawa keahlian unik dari teknologi restorasi, pendanaan program, riset ilmiah, hingga kearifan lokal masyarakat Dayak yang telah hidup berdampingan dengan hutan selama generasi. Forum komunikasi rutin dan pembagian peran yang jelas memastikan tidak ada tumpang tindih program, sementara masyarakat lokal diberdayakan menjadi garda terdepan melalui pelatihan teknis dan penciptaan lapangan kerja hijau. Model kemitraan ini membuktikan bahwa konservasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan gerakan kolektif yang melibatkan semua elemen untuk menciptakan dampak berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Komitmen Data dan Transparansi

Kami menerapkan sistem monitoring terpadu dengan teknologi modern untuk memastikan setiap kegiatan konservasi terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Data hidrologi, tutupan hutan, populasi satwa, dan efektivitas restorasi dicatat secara berkala menggunakan kamera trap, sensor air tanah, citra satelit, dan survei lapangan yang dilakukan tim terlatih. Semua informasi dikompilasi dalam basis data digital yang dapat diakses pemangku kepentingan untuk evaluasi program dan pengambilan keputusan berbasis bukti. Laporan tahunan kami menyajikan pencapaian, tantangan, dan rencana aksi ke depan secara terbuka, mencerminkan akuntabilitas pengelolaan kawasan. Transparansi ini bukan hanya membangun kepercayaan publik, tetapi juga memfasilitasi pembelajaran lintas institusi untuk terus meningkatkan kualitas upaya konservasi di Sebangau dan kawasan gambut lainnya.